Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2023

'Beta Mo Tidur Deng Bapa'

Ilustrasi oleh Gery Paulandhika   Bagaimana ekspresi politik secara damai didakwa hukuman penjara dan memisahkan anggota keluarga. A WAL JANUARI 2016 saya mengajak istri dan anak saya—umur belum genap dua tahun—untuk berkunjung ke lokasi penjara di Pulau Nusa Kambangan, selatan Jawa Tengah. Kami menengok sejumlah tahanan politik (tapol) dari Maluku. Kami datang untuk menjenguk kenyataan bahwa di negeri ini ada sejumlah orang Indonesia dihukum 15 sampai 20 tahun penjara karena beda pandangan politik.   Pada Juni 2007, mereka menari  cakalele —tarian perang tradisional—dan membentangkan bendera “Benang Raja”, simbol Republik Maluku Selatan, di depan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika peringatan Hari Keluarga Nasional di Ambon, ibukota provinsi Maluku. Ini menimbulkan amarah Yudhoyono. Mereka  ditangkap dan disiksa . Total ada 68 orang dipenjara.  Pada 2009, sebagian tahanan politik ini dijauhkan dari keluarga mereka di Ambon dan dipindahkan ke beberapa penjara di Pulau Jawa termasu