Skip to main content

Posts

Showing posts from August 4, 2008

Anak-Anak Muhajirin

Desa Renokenongo punya lima dukuh. Sejak meluapnya lumpur Lapindo Mei 2006, secara bertahap desa-desa ini terendam lumpur. Pertama tiga dukuh: Balungnongo, Wangkal dan Renomencil. Penduduknya lalu mengungsi di balai desa Renokenongo. Sementara dua dukuh lainnya, Sengon dan Renokenongo masih bisa ditempati. Namun setelah meledaknya pipa gas pertamina di dekat lokasi luapan lumpur pada 22 November 2006, tanggul lumpur ambrol dan lima dukuh di Renokenongo tenggelam, termasuk balai desa yang digunakan mengungsi. Orang-orang Balungnongo, Wangkal dan Renomencil lantas terpencar mencari kontrakan. Sementara warga Sengon dan Renokenongo mengungsi ke pasar Baru Porong. Beberapa media memberitakan ledakan ini mengakibatkan 8-14 orang meninggal namun banyak penduduk yang meyakini korbannya jauh lebih banyak.   Keadaan semacam ini berlangsung hingga satu tahun dan Lapindo belum punya kejelasan tanggungjawabnya atas musibah pada warga ini. Walau mumet dengan ketidakjelasan ini, me
"lonely child" by ambar Dua Anak Serdadu Oleh: Imam Shofwan Kisah perempuan Timor Leste yang menanggung anak dari tentara Indonesia . lanjut... .
Doctor Brigade (revision) By Imam Shofwan From Cuba they give love and way to survive in emergency situation. please turn to longer version
Write to Forget By Imam Shofwan Human right cases in Indonesia are never complete. Time and again fact–finding teams are formed and evidences is found. But the court have never successed in convicting those responsible. please turn to longer version...
cover syir'ah/taufiqurrahman Al Hallaj behind Dhani Ahmad By Mujtaba Hamdi and Imam Shofwan A string of accusations on religious contempt are now being hurled at Dhani Ahmad and his rock band Dewa. Dhani does not deny that his lyrics began with an attempt to open up some kind of a religious discourse. In fact, he admits his fondness for controversial Sufi figures. please turn to longer version...
Kenangan yang Tak Memudar* Oleh: Liza Desylanhi Dea, sebutan akrab Liza Desylanhi , wartawan Voice of Human Right , menulis keluarga korban kekejaman rezim yang selalu rindu dengan anggota keluarganya yang dihilangkan. lanjut ke VHR...