Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2007

Dulu Daerah Modal, Kini Daerah Model

Oleh: Imam Shofwan LIEM Soei Liong belum sehari penuh di Jakarta. Liem baru datang dari tempat tinggalnya di Amsterdam, Belanda. Dari sana Liem aktif mengikuti perkembangan Indonesia khususnya yang berkaitan dengan penegakan Hak Asasi Manusia. Di London Liem aktif di organisasi HAM Tapol, tahanan politik, yang banyak membantu korban pelanggaran HAM mulai dari pelanggaran HAM 1965, Timor Leste, Tanjung Priok, dan Papua. Mereka juga getol memperjuangkan penegakan HAM di Aceh. Liem peranakan Tionghoa Sunda. Dia lahir di Tasikmalaya enam puluh empat tahun silam. Sekira setahun lalu, saya pertama kali ketemu Liem. Saat itu kami sama-sama melayat almarhum Pramoedya Ananta Toer, novelis terbesar Indonesia. Jum’at lalu, saya bertemu Liem untuk kedua kali. Liem lebih kurus. Kami bertemu di depan ruang Bima, Hotel Bidakara, Jakarta sesaat sebelum seminar Peluang Pendirian Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi. Walau tak lagi muda, dia selalu bergairah berbicara soal HAM. ”Saya baru saja sampai dan k

Dalam Gelap, Karya itu Lahir

Oleh: Imam Shofwan SEBUAH balai dengan kasur busa bertengger di pojok ruangan. Rak-rak buku. Lemari duduk dan di atasnya laptop butut. Kursi plastik. Di dinding tergantung foto orang Arab Pekalongan: Habib Husain, Habib Lutfi, berukuran besar, berderet dengan poster Sarah Azhari dengan dua bekas staples di bagian tengahnya. Ah, benar-benar pengap kamar itu. Sambil membetulkan kain sarung yang dipakainya, Sumanto, si empunya kamar, mendekati laptop yang dia sebut ‘laptop jangkrik’. “Dengan laptop ini saya menulis tesis saya,” tuturnya. Tesis inilah yang kemudian menjadi buku yang banyak diperdebatkan: Arus Cina-Islam-Jawa, Membongkar Sejarah atas Peranan Tionghoa dalam Penyebaran Agama Islam di Nusantara Abad XV & XVI. Sumanto melacak asal-usul penyebaran Islam di tanah Jawa. Dia menganggap ada yang hilang dalam sejarah masuknya Islam di Jawa. Dia mengumpulkan bukti-bukti dan mendatangi banyak peninggalan Islam di pelosok Jawa. Ukiran padas di Masjid Kuno Mantingan, Jepara, Menara M

Blogger, Pluralisme dan Negara Indonesia

Oleh Imam Shofwan Suatu Sabtu lalu, lebih dari 400 orang, kebanyakan lelaki umur 20an atau 30an tahun, memadati Mega Blitz, sebuah teater di daerah Kebon Kacang, Jakarta. Mereka banyak berpakaian blue jeans dan kaos, tapi ada juga beberapa oom-oom, rambut memutih, ikut datang. Acaranya, "pesta blogger" dengan talk show, diskusi, cekikik-cekakak plus makan siang. Antrian panjang tapi rapi serta diskusi muncul sana-sini. Para blogger ini juga saling sapa, ambil foto, ingin tahu siapa-siapa, yang mereka kenal dari blog walking. Anehnya, dan ini biasa dalam peradaban masyarakat Jakarta, acara ini diberi label “pertemuan nasional." Pesertanya, diklaim datang dari Kuala Lumpur, Bandung, Jogjakarta, Surabaya, Makassar, Mataram plus dua orang dari Poso. Slogannya, lebih kemlinti lagi, "Suara Baru Indonesia." Peserta terjauh, datang dari Poso, seorang wartawan, yang pernah dituduh ikut makan uang dana pengungsi Poso bersama Bupati Poso Andi Asikin Suyuti! Wimar Witoelar

Surat Coen Buat Andreas Dan Linda Tentang Tulisanku

From: Coen Husain Pontoh Date: Tue, 30 Oct 2007 21:51:08 +0000 (GMT) To: , Subject: Imam Shofwan PLAGIAT Bung AH dan Linda yb, Iseng-iseng saya berkunjung ke blog Imam Shofwan. Dari sana saya tertarik membaca tulisannya yang berjudul "Brigade Dokter Kuba." Mulanya, asyik juga sih. Tak dinyana, di bagian tengah tulisan itu, saya membaca barisan kalimat yang akrab dengan saya. Saya baca terus, terus, dan terus. Dan saya kemudian memeriksa lagi salah satu tulisan saya di blog IndoPROGRESS berjudul "Pendidikan di Kuba." Ya, saya kemudian tahu bahwa Shofwan telah bertindak plagiat. Ia mencomot beberapa paragraf tulisan saya dalam tulisannya, tanpa sekalipun menyebut sumber tulisan itu. Saya kira, ini tindakan yang sangat tercela dalam dunia akademik, JURNALISME, atau dunia tulis-menulis keseluruhan. Saya kira, sangat berbahaya jika di Pantau ada penulis macam beginian, ia tidak layak bergabung dalam komunitas kita yang secara sukarela ingin kita bangun supaya lebih berwi