Skip to main content

Surat Coen Buat Andreas Dan Linda Tentang Tulisanku

From: Coen Husain Pontoh
Date: Tue, 30 Oct 2007 21:51:08 +0000 (GMT)
To: ,
Subject: Imam Shofwan PLAGIAT

Bung AH dan Linda yb,

Iseng-iseng saya berkunjung ke blog Imam Shofwan. Dari sana saya tertarik
membaca tulisannya yang berjudul "Brigade Dokter Kuba."

Mulanya, asyik juga sih. Tak dinyana, di bagian tengah tulisan itu, saya
membaca barisan kalimat yang akrab dengan saya. Saya baca terus, terus, dan
terus. Dan saya kemudian memeriksa lagi salah satu tulisan saya di blog
IndoPROGRESS berjudul "Pendidikan di Kuba." Ya, saya kemudian tahu bahwa
Shofwan telah bertindak plagiat. Ia mencomot beberapa paragraf tulisan saya
dalam tulisannya, tanpa sekalipun menyebut sumber tulisan itu. Saya kira,
ini tindakan yang sangat tercela dalam dunia akademik, JURNALISME, atau
dunia tulis-menulis keseluruhan.

Saya kira, sangat berbahaya jika di Pantau ada penulis macam beginian, ia
tidak layak bergabung dalam komunitas kita yang secara sukarela ingin kita
bangun supaya lebih berwibawa. Segala macam pelatihan yang dibikin Pantau
akan kehilangan kredibiltasnya, jika penulis seperti shofwan bergabung di
sana.

(Saya tidak membaca majalah Playboy dimana tulisan ini dimuat. Mungkin saja
di majalah itu ada dimuat sumber kutipan Shofwan. Kalau benar demikian,
tentu kritik saya ini batal dgn sendirinya. Kalau tidak, saya sangat
berkeberatan) .

-C

Berikut adalah kutipan dari tulisan Shofwan yang dimuat di majalah Playboy
pada Nopember 2006, dan bandingkan dengan artikel yang saya tulis pada April
2006.

Ini kutipan dari tulisan Imam Shofwan, yang berjudul ³Brigade Dokter Kuba.²

³Pendidikan tidak hanya berfungsi vertikal namun juga horisontal.² Jargon
ini sering diucapkan Che. Pendidikan tidak hanya ditujukan untuk mencapai
kekuasaan dan uang, tapi juga untuk fungsi sosial dan kemanusiaan.

Tahun 1959 Kuba lepas dari Batista. Fidel Castro berusaha melaksanakan
janji-janjinya. Dan berhasil. Menurut Juan Casassus, anggota tim dari the
Latin American Laboratory for Evaluation and Quality of Education at UNESCO
Santiago, prestasi tinggi Kuba dalam pendidikan ini merupakan hasil dari
komitmen kuat pemerintahan Kuba, yang menempatkan sektor pendidikan sebagai
prioritas teratas selama 40 tahun sesudah revolusi. Pemerintah Kuba memang
mengganggarkan sekitar 6,7 persen dari GNP untuk sektor ini, dua kali lebih
besar dari anggaran pendidikan di seluruh negara Amerika Latin.

Dengan anggaran sebesar itu, pemerintah Kuba berhasil membebaskan seluruh
biaya pendidikan, mulai level sekolah dasar hingga universitas. Bebas biaya
pendidikan diberlakukan juga untuk sekolah yang menempa kemampuan
profesional. "Everyone is educated there. Everyone has access to higher
education. Most Cubans have a college degree," ujar Rose Caraway, salah satu
mahasiswa AS yang ikut progam studi banding di Kuba, pada 2005. Kebijakan
ini menjadikan rakyat Kuba sebagai penduduk yang paling terdidik dan paling
terlatih di seluruh negara Amerika Latin. Saat ini saja ada sekitar 700 ribu
tenaga profesional yang bekerja di Kuba.

Tetapi, kebijakan menggratiskan biaya pendidikan ini tampaknya kurang
mencukupi. Sejak tahun 2000, pemerintah Kuba mencanangkan program yang
disebut ³University for All.² Tujuan dari program ini adalah untuk
mewujudkan mimpi menjadikan Kuba sebagai ³a nation becomes a university.²

Melalui program ini seluruh rakyat Kuba (tua-muda, laki-perempuan, sudah
berkeluarga atau bujangan) memperoleh kesempatan yang sama untuk menempuh
jenjang pendidikan universitas. Caranya, pihak universitas bekerjasama
dengan Cubavision and Tele Rebelde, menyelenggarakan program pendidikan
melalui televisi. Saat ini media televisi Kuba menyediakan 394 jam untuk
program pendidikan setiap minggunya. Jumlah ini sekitar 63 persen dari total
jam tayang televisi Kuba. Sejak program on-air ini, pada 2 Oktober 2000, ada
sekitar 775 profesor yang datang dari universitas- universitas besar di Kuba
yang aktif terlibat dalam program ini.

Program kesehatan bisa dikatakan sebagai dampak dari pembangunan pendidikan
Kuba itu. Cliff Durand, profesor emeritus filsafat di Morgan State
University, Baltimore, AS, mengungkapkan, saat ini rata-rata tingkat
kematian dini di Kuba hanya 5,8 kematian dalam satu tahun untuk 1.000
kelahiran. Angka ini adalah yang terendah di kawasan Amerika Latin, bahkan
lebih rendah dari yang terjadi di Amerika Serikat.

Jumlah tenaga dokter per kapita Kuba jauh lebih banyak dibandingkan negara
mana pun di dunia. Saat ini saja, ada sekitar 130.000 tenaga medis
profesional. Sebanyak 25.845 tenaga dokter Kuba bekerja untuk misi
kemanusiaan di 66 negara, 450 di antaranya bekerja di Haiti, negara
termiskin di benua Amerika. Sebagian lainnya bekerja di kawasan-kawasan
miskin di Venezuela. Ketika terjadi bencana topan Katrina di New Orleans,
beberapa waktu lalu, Presiden Fidel Castro berinisiatif mengirimkan 1.500
tenaga dokter. Tapi, inisiatif ini ditolak oleh pemerintah AS dengan alasan
yang sifatnya politis.

Tidak hanya untuk rakyat Kuba, kini melalui Latin American School of
Medicine, pemerintah Kuba memberikan beasiswa untuk pendidikan kesehatan
kepada ratusan kaum muda miskin dari seluruh negara Amerika Latin, Afrika,
bahkan Amerika Serikat. Yang menarik, di Kuba pengajaran kesehatan tidak
hanya menyangkut soal ilmu pengetahuan dan seni pengobatan tapi, juga
nilai-nilai pelayanan sosial terhadap kemanusiaan. Seperti dikemukakan
Castro, ketika mewisuda 1.610 mahasiswa pada musim panas Oktober 2005,

³Modal manusia (human capital) jauh lebih bernilai ketimbang modal kapital
(financial capital). Modal manusia meliputi tidak hanya pengetahuan, tapi
juga ­ dan ini yang sangat mendasar ­kesadaran, etika, solidaritas, rasa
kemanusiaan yang sejati, semangat rela berkorban, kepahlawanan, dan
kemampuan menciptakan sesuatu dalam jangka panjang.²

-- Pernah dimuat majalah Playboy, edisi November 2006.

Source: http://bungimam. blogspot. com/2007/ 08/brigade- dokter-kuba. html

------------ -

Bandingkan dengan artikel saya berikut:

Metode ini merupakan pengejawantahan dari nilai hidup yang diwariskan Che
Guevara, tentang solidaritas kelas. Dengannya, pendidikan tidak hanya
bermakna vertikal, dimana semakin terdidik orang peluangnya untuk berpindah
kelas semakin terbuka. Tapi, juga bermakna horisontal, dimana pendidikan
sekaligus bertujuan memupuk dan mengembangkan solidaritas antar sesama,
penghargaan terhadap alam-lingkungan dan kemandirian.

Menurut Juan Casassus, anggota tim dari the Latin American Laboratory for
Evaluation and Quality of Education at UNESCO Santiago, prestasi tinggi Kuba
dalam pendidikan ini merupakan hasil dari komitmen kuat pemerintahan Kuba,
yang menempatkan sektor pendidikan sebagai prioritas teratas selama 40 tahun
sesudah revolusi. Pemerintah Kuba memang mengganggarkan sekitar 6,7 persen
dari GNP untuk sektor ini, dua kali lebih besar dari anggaran pendidikan di
seluruh negara Amerika Latin.

Dengan anggaran sebesar itu, pemerintah Kuba berhasil membebaskan seluruh
biaya pendidikan, mulai dari level sekolah dasar hingga universitas. Bebas
biaya pendidikan diberlakukan juga untuk sekolah yang menempa kemampuan
profesional. "Everyone is educated there. Everyone has access to higher
education. Most Cubans have a college degree," ujar Rose Caraway, salah satu
mahasiswa AS yang ikut progam studi banding di Kuba, pada 2005. Kebijakan
ini menjadikan rakyat Kuba sebagai penduduk yang paling terdidik dan paling
terlatih di seluruh negara Amerika Latin. Saat ini saja ada sekitar 700 ribu
tenaga profesional yang bekerja di Kuba.

Tetapi, kebijakan menggratiskan biaya pendidikan ini tampaknya kurang
mencukupi. Sejak tahun 2000, pemerintah Kuba mencanangkan program yang
disebut ³University for All.² Tujuan dari program ini adalah untuk
mewujudkan mimpi menjadikan Kuba sebagai ³a nation becomes a university.²

Melalui program ini seluruh rakyat Kuba (tua-muda, laki-perempuan, sudah
berkeluarga atau bujangan) memperoleh kesempatan yang sama untuk menempuh
jenjang pendidikan universitas. Caranya, pihak universitas bekerjasama
dengan Cubavision and Tele Rebelde, menyelenggarakan program pendidikan
melalui televisi. Perlu diketahui, saat ini media televisi Kuba menyediakan
394 jam untuk program pendidikan setiap minggunya. Jumlah ini sekitar 63
persen dari total jam tayang televisi Kuba.

------------ -----

Seperti dikemukakan Castro, ketika mewisuda 1610 mahasiswa pada musim panas
Oktober 2005,

³modal manusia (human capital) jauh lebih bernilai ketimbang modal kapital
(financial capital). Modal manusia meliputi tidak hanya pengetahuan, tapi
juga ­ dan ini yang sangat mendasar ­kesadaran, etika, solidaritas, rasa
kemanusiaan yang sejati, semangat rela berkorban, kepahlawanan, dan
kemampuan menciptakan sesuatu dalam jangka panjang.²***

Sumber:
http://indoprogress .blogspot. com/2006/ 04/pendidikan- di-kuba-nation- becomes.h
tml

~~~~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~ ~~

please visit my blog at http://coenpontoh. wordpress. com
personal: http://coenpontoh. blogspot. com

Comments

Popular posts from this blog

Gembrot Informasi*

Oleh: Imam Shofwan Apa Yang Bisa Diharapkan Dari Perusahan Media Ini? Jelang akhir tahun lalu seorang kawan wartawan Tempo TV mengeluh pada saya. Dia dan seorang kolega kerjanya baru saja dimintai foto kopi KTP. Untuk apa? Untuk mendukung pencalonan Faisal Basri jadi Gubernur Jakarta. Ini bukan hal baru di Kelompok Tempo dengan figur utama Goenawan Mohamad dan Fikri Jufri yang behubungan dekat dengan mantan menteri keuangan Sri Mulyani dan mendorong Sri Mulyani untuk jadi kandidat RI 1. Apakah mereka akan memberitakan orang yang didukung dengan kritis? Kabar serupa juga melanda kantor kelompok MNC. Karyawan MNC dibagi surat pernyataan jadi anggota Partai Nasdem. Metro TV jauh sebelumnya digunakan Surya Paloh untuk kampanye politiknya. Media milik ketua umum Golkar Aburizal Bakrie, seperti: Suara Karya, Surabaya Post, TV One, ANTeve, VIVANews memobilisasi semua media yang berafiliasi padanya, untuk mendukung karir politiknya di Golkar dan membersihkan dirinya dari kasus Lapin

Kalau Diungkap, Kami akan Dihukum Berat

Oleh Imam Shofwan “Diundur tp bisa jd batal, km lg berjuang,” pesan pendek ini saya terima dari Mikanos, salah seorang pengacara Fabianus Tibo, pada, 12 Agustus. Hari eksekusi mati Fabianus Tibo, Dominggus da Silva dan Marinus Riwu. Mikanos biasa menemani para wartawan yang hendak bertemu dengan Tibo. Saya mengenalnya lima bulan lalu saat Majalah Playboy mengutus saya untuk mewawancarai Fabianus Tibo di Palu. Mikanos sangat membantu selama saya di Palu. Untuk dapat mewawancarai Fabianus Tibo dengan leluasa, dia mengusulkan agar saya mengurus izin di Kantor Wilayah Kehakiman Sulawesi Tengah. Seharian saya bolak-balik dari Kantor Wilayah Kehakiman-Kejaksaan Tinggi-Pengadilan Negari untuk mendapatkan izin tersebut, namun saya tidak dapat mendapat. Mikanos kemudian mengusulkan agar saya ikut rombongan Pastur saat kebaktian. Cara ini cukup jitu, atas nama jemaah yang akan kebaktian saya masuk ke Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Palu tanpa halangan berarti. Pagar dari anyaman kawat setinggi

Ada al-Hallaj di Balik Dhani Ahmad

Oleh Mujtaba Hamdi dan Imam Shofwan Berbagai tudingan penghinaan agama menggempur Dhani Ahmad dan Dewa. Dhani tak memungkiri, inspirasi lirik-liriknya bermula dari wacana agama. Dhani bahkan menyukai tokoh-tokoh sufi kontroversial. HARI masih pagi. Cuaca belum begitu panas. Tapi kabar panas sudah muncul di acara infotainment televisi swasta itu. Kamera menyorot tajam segurat wajah yang berucap dengan tegas, “Beberapa lirik dan gambar yang dipakai Dewa dalam kasetnya diambil dari syair aliran sesat di Timur Tengah.” Di layar, tampak subtitle Pertahanan Ideologi Syariat Islam (Perisai). Sepertinya tidak main-main. Ridwan Saidi, sosok yang mewakili kelompok bernama Perisai tersebut, hari itu tengah melaporkan grup band Dewa ke Kejaksaan Agung. Ridwan seorang budayawan dan tokoh Betawi. Ridwan juga suka politik. Di masa Orde Baru, Ridwan sempat menclok di Partai Persatuan Pembangunan (PPP), lalu pindah ke Golongan Karya (Golkar), kemudian mendirikan Masyumi Baru. Di Era Reformasi, sa