Skip to main content

Posts

Showing posts from 2004
Penganut Agama Baru Pembenci Agama Asal Oleh Fathuri SR, Imam Shofwan, Toddi Y. Kurniawan Pemeluk agama baru yang mencari kesalahan agama asalnya ternyata banyak terjadi. Mereka menilai agama lama sesat bahkan ‘musuh’. Dari dalam sebuah masjid, kalimat-kalimat itu lantang terdengar. “Tidak akan rela Yahudi dan Nasrani terhadap kamu sampai kamu mengikuti millah mereka. Millah bisa diartikan agama, bisa juga pola pikir, dan juga budaya,” tutur perempuan setengah baya. Mantap ia menyatakan pesan: hati-hati dengan orang Yahudi dan Nasrani! Sepintas pesan itu bukan sesuatu yang istimewa. Sudah banyak ulama, mubalig atau kiai, dengan banyak tafsir, telah menyitir kata-kata yang merupakan terjemahan dari surat al-Baqarah ayat 120 ini. Tapi, kalau yang mengutip adalah orang yang pernah merasakan agama Nasrani, tentu lain persoalannya. Irene Handono, demikian perempuan yang mengutip ayat ini biasa dipanggil. Seorang peranakan Tionghoa kelahiran 30 Juli 1954 ini bernama asli Han Hoo Lie.
Pemeluk agama baru yang mencari kesalahan agama asalnya ternyata banyak terjadi. Mereka menilai agama lama sesat bahkan ‘musuh’. Dari dalam sebuah masjid, kalimat-kalimat itu lantang terdengar. “Tidak akan rela Yahudi dan Nasrani terhadap kamu sampai kamu mengikuti millah mereka. Millah bisa diartikan agama, bisa juga pola pikir, dan juga budaya,” tutur perempuan setengah baya. Mantap ia menyatakan pesan: hati-hati dengan orang Yahudi dan Nasrani! Sepintas pesan itu bukan sesuatu yang istimewa. Sudah banyak ulama, mubalig atau kiai, dengan banyak tafsir, telah menyitir kata-kata yang merupakan terjemahan dari surat al-Baqarah ayat 120 ini. Tapi, kalau yang mengutip adalah orang yang pernah merasakan agama Nasrani, tentu lain persoalannya. Irene Handoni, demikian perempuan yang mengutip ayat ini biasa dipanggil. Seorang peranakan Tionghoa kelahiran 30 Juli 1954 ini bernama asli Han Hoo Lie. Irene, sebagaimana pengakuannya sendiri, adalah mantan biarawati. Dia lahir dan besar da

Ada al-Hallaj di Balik Dhani Ahmad

Oleh Mujtaba Hamdi dan Imam Shofwan Berbagai tudingan penghinaan agama menggempur Dhani Ahmad dan Dewa. Dhani tak memungkiri, inspirasi lirik-liriknya bermula dari wacana agama. Dhani bahkan menyukai tokoh-tokoh sufi kontroversial. HARI masih pagi. Cuaca belum begitu panas. Tapi kabar panas sudah muncul di acara infotainment televisi swasta itu. Kamera menyorot tajam segurat wajah yang berucap dengan tegas, “Beberapa lirik dan gambar yang dipakai Dewa dalam kasetnya diambil dari syair aliran sesat di Timur Tengah.” Di layar, tampak subtitle Pertahanan Ideologi Syariat Islam (Perisai). Sepertinya tidak main-main. Ridwan Saidi, sosok yang mewakili kelompok bernama Perisai tersebut, hari itu tengah melaporkan grup band Dewa ke Kejaksaan Agung. Ridwan seorang budayawan dan tokoh Betawi. Ridwan juga suka politik. Di masa Orde Baru, Ridwan sempat menclok di Partai Persatuan Pembangunan (PPP), lalu pindah ke Golongan Karya (Golkar), kemudian mendirikan Masyumi Baru. Di Era Reformasi, sa