14 May 2008
Oleh: A. Mustofa Bisri
Renungan Gus Mus, di GusMus.net, soal Ahmadiah ini cocok untuk menjadi bahan bacaan bagi sebagian Muslim yang mudah marah, gampang memberi cap sesat, serta hobi merusak harta benda milik sesamanya.
dikirim oleh Imam Shofwan | 8:50 PM
0 tanggapan
Oleh: Ulil Abshar-Abdalla
Lek Masykur atau Lek Kur, panggilan akrab Masykur Maskub di keluarga saya, adalah orang baik. Terimakasih untuk Ulil Abshar-Abdalla yang mengabadikan Lek Kur, di situs islamlib, dalam tulisan sebagaimana Lek Kur abadi di hati saya.
Saya selalu merindukan orang-orang seperti Lek Kur, baik untuk keluarga kecil saya di Pati ataupun keluarga besar saya di NU.
Kenangan yang Tak Memudar*
Oleh: Liza Desylanhi
Dea, sebutan akrab Liza Desylanhi, menulis soal keluarga para korban kekejaman rezim, di situs Voice of Human Right, yang selalu rindu dengan anggota keluarganya yang hilang.
Dulu Daerah Modal Kini Daerah Model
Oleh: Imam Shofwan
Tenggat waktu pendirian Pengadilan Ham dan Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi Aceh telah terlampaui. Bagaimana masa depan perdamaian di Aceh?more
Blogger Pluralism and Indonesian State
By Imam Shofwan
One blogger can discourage a politician. How if hundreds of bloggers together?more
Maaf, Ini Tempat Pangeran
Oleh: Imam Shofwan
Kisah Rabu malam di rumah Iwan Fals di Leuwinanggung, Depok.more
Seribu Kanvas Juragan Tembakau
Oleh: Imam Shofwan
Sebatang rokok terselip di bibir Munir Thalib. Sebelum hidupnya dijegal ajal yang dipaksakan, pejuang hak asasi manusia itu tidak lagi berstatus sebagai perokok berat. Tapi Agus Suwage memilih melukis Munir dengan rokok.more
"Syir'ah cover/Taufiqurrahnman"
Al Hallaj behind Dhani Ahmad
By Mujtaba Hamdi and Imam Shofwan
A string of accusations on religious contempt are now being hurled at Dhani Ahmad and his rock band Dewa.more
Oleh: Imam Shofwan
Wawancara dengan Fabianus Tibo, terpidana mati kasus kerusuhan Poso 1999, ini pernah di muat di majalah Playboy.more
Write to Forget
By Imam Shofwan
Human right cases in Indonesia are never complete.more
Mencatat untuk Melupakan
Oleh: Imam Shofwan
Penyelesaian kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Indonesia tak pernah tuntas.more
Oleh: Imam Shofwan
Dari Kuba mereka mengunjungi korban gempa Jogja, memberikan cinta dan cara bertahan pada kondisi darurat.more
Doctor Brigade (revision)
By Imam Shofwan
From Cuba they give love and way to survive in emergency situation.more
"Lonely Child" By Ambar
Dua Anak Serdadu
Oleh: Imam Shofwan
Kisah perempuan Timor Leste yang menanggung anak dari tentara Indonesia.more
Past Crime in Aceh
By Imam Shofwan
If the Aceh bill is passed in Jakarta, lieutenant colonel Sudjono and his associates would probably have difficulties sleeping.more
Kejahatan Masa Lalu di Aceh
Oleh: Imam Shofwan
Kalau RUU Aceh lolos di Jakarta, boleh jadi, Letnan Kolonel Sudjono dan kawan-kawan akan tidur kurang nyenyak.more
Tesaurus Moko
Oleh: Imam Shofwan
Untuk pertama kalinya sebuah Tesaurus Bahasa Indonesia dirilis di Jakarta, pembuatnya adalah Eko Hedratmoko.more
Terhormat Tanpa Jilbab
Oleh: Banani Bahrul Hasan dan Imam Shofwan
Pandangan Najwa Shihab soal jilbab, menurutnya hati yang berjilbab lebih baik dari pada jilbab fisik.more
Depan Belakang Oke
Oleh: Imam Shofwan
Fatwa MUI digunakan untuk memberangus kelompok-kelompok Islam yang dianggap "menyimpang"salah satunya JIL (Jaringan Islam Liberal).more
Jalan Mendaki Penyuka Whisky
Oleh: Imam Shofwan
Perjalanan Johnny Guntoro, seorang seniman pemabuk, yang ‘ditobatkan’ Arifin Ilham. Sesederhana itukah?more
Tuan
Kami kurus bukan karena kurang makan
Tapi tak ada yang kami makan
Kami bodoh memang tak mampu bayar sekolahan
Kami sakit-sakitan memang rumah sakit mataduitan
Kami tak ada pekerjaan
Mungkin dalam hidup tuan tak pernah merasakan
Pagi
Warung menolak hutang makanan
Di rumah ibu terbaring tanpa pengobatan
Adik-adik merengek ingin disekolahkan
Tuan...
Esok hari
Daun kamipun tak lagi berisi nasi
Ibu kami segera mati
Adik-adik sama bodohnya dengan kami
Kalau sudah begini
Kami pakai baju merah, baju yang selama ini ditakuti ibu kami
Tak ada lagi yang mencegah kami
Yang selama ini hanya bisa dibayangkan akan terjadi
Kami tak ingin bodoh begini
Kami ingin gemuk kembali
Kebayoran Lama, 3 Juni 2008
Terinspirasi dari ”Lidah Tuan”-nya Klara Akustia.
Profesor Doktor Insinyur
Gara-garanya dia lari karena ketakutan di kejar srigala. Dia berada di tengah hutan dan di apit dua sungai.
Saat lari, dari arah depannya ada seeokor singa kelaparan. Dia lalu tengak-tengok ke kiri kanan. Yang tampak olehnya hanya rawa-rawa yang penuh dengan buaya.
Profesor tersebut terkepung dan bingung. Pertanyaannya: bagaimana dia bisa meloloskan diri dengan selamat?
Mail: ya terjun ke rawa dan berenang?
Ustadz Jumari: Salah? bisa dihabisi buaya dia. Apa jawabnya, Leh?
Soleh: Nggak tahu.
Ustadz: Dasar kamu memang selalu nggak tahu.
Mail: trus, jawabnya apa?
Ustadz: mana aku tahu. Orang yang profesor doktor aja bingung. Gemana aku yang smp aja nggak lulus.
Serius Banget, Cuma Bercanda Kok
Suatu ketika dia tersesat dari kawan-kawannya sesama pendaki, sewaktu mendaki gunung Lawu.
Sudah seminggu terpisah dari kelompoknya. Dia tersesat dan kehabisan logistik. Dalam hati dia nggedumel "daripada tersesat dan kelaparan begini mending mati dikeroyok monyet," begitu kira-kira dumelannya.
Selang beberapa detik puluhan rombongan monyet melintas. Kontan dia ketakutan dan berlari. Rombongan monyet memburunya.
Saat terengah-engah dia sempat ngomel lagi: "Uwallah, serius banget, cuma bercanda kok."
'Beta Mo Tidur Deng Bapa'
Ilustrasi oleh Gery Paulandhika Bagaimana ekspresi politik secara damai didakwa hukuman penjara dan memisahkan anggota keluarga. A WAL JAN...
-
By Mujtaba Hamdi And Imam Shofwan A string of accusations on religious contempt are now being hurled at Dhani Ahmad and his rock band Dewa. ...
-
Oleh Imam Shofwan “Diundur tp bisa jd batal, km lg berjuang,” pesan pendek ini saya terima dari Mikanos, salah seorang pengacara Fabianus Ti...
-
Oleh Mujtaba Hamdi dan Imam Shofwan Berbagai tudingan penghinaan agama menggempur Dhani Ahmad dan Dewa. Dhani tak memungkiri, inspirasi li...