Oleh Imam Shofwan Perjalanan seorang seniman pemabuk yang ‘ditobatkan’ oleh Arifin Ilham. JAMAAH zikir az-Zikra berduyun-duyun memadati masjid al-Amru bit-Taqwa. Awan hitam pertengahan Januari itu mencair menjadi rintik hujan, membasahi pelataran masjid yang terletak di daerah Mampang Indah Dua, Depok. Kaum menempati ruang utama masjid, sedang para wanita di teras luar. Petang itu, jamaah isya baru selesai, acara dilanjutkan dengan zikir dan tausiyah yang dipimpin oleh Ustad Arifin Ilham, juru dakwah sering mongol di televisi. “Shalat akan mencegah perbuatan keji dan mungkar.” Jamaah mendengar sang ustad menyitir sepenggal ayat al-Quran. Hening dan Khusuk. “Seperti Bang Johnny AO,” lanjut Ustad Arifin sambil menunjuk seseorang di tengah jamaah. “AO” kependekan dari anggur orangtua. Jamaah mengarahkan pandangan pada seorang laki-laki dengan rambut panjang yang terikat rapi dan ditutup kopiah putih. Lelaki paruh baya yang menjadi pusat perhatian tertunduk, kedua tangannya menut