Penyatuan dengan kekasihnya adalah segalanya
Matanya tak lagi miliknya
Darah hingga nafasnya buat kekasihnya
Demi kekasihnya dia abaikan kedirian
Tak peduli sekitar
Tak butuh apapun selain kekasihnya
Tak gentar dera siksa
Tak Silau gemerlap surga
Kenikmatan tertinggi baginya adalah kekasihnya
Dalam dirinya hanya ada satu ketakutan
Bukan pada tajamnya pedang
Bukan pula pada lezat markisa
Teror baginya adalah perpisahan dengan kekasihnya
Pecinta dari anak benua punya kisahnya sendiri
Cintanya melampaui batas kecerdasannya
Dia menjadi ‘tolol’
Umum menyebutnya ‘gila’
Bagaimana tidak,
Tiap suara yang keluar dari mulutnya adalah nama kekasihnya
Dia mudah berurai air mata
Hanya karena lalat mendarat di rambut kekasihnya
Izinkan aku mengajukan proposal cintaku
Tak sama dengan cinta mereka
Cintaku cinta modern
Dimana kejujuran dan verifikasi menjadi pilar
Rendah hati fondasi, kesetaraan temboknya,
Payungnya kebersamaan
Kau tahu aku takut mati
Aku ingin menemanimu hingga tua
Aku tahu kamu tahu asalnya
Terinspirasi dari percintaan klasik para sufi. Terima kasih pada Rabi’ah, Al- Hallaj, Nizami, dan Helen.
Comments