Skip to main content

Cinta Modern

Oleh: Imam Shofwan

Ada pecinta yang luruhkan kediriannya

Penyatuan dengan kekasihnya adalah segalanya

Matanya tak lagi miliknya

Darah hingga nafasnya buat kekasihnya

Demi kekasihnya dia abaikan kedirian

Tak peduli sekitar

Tak butuh apapun selain kekasihnya


Ada pula pecinta yang luar biasa keras kepala

Tak gentar dera siksa

Tak Silau gemerlap surga

Kenikmatan tertinggi baginya adalah kekasihnya

Dalam dirinya hanya ada satu ketakutan

Bukan pada tajamnya pedang

Bukan pula pada lezat markisa

Teror baginya adalah perpisahan dengan kekasihnya


Pecinta dari anak benua punya kisahnya sendiri

Cintanya melampaui batas kecerdasannya

Dia menjadi ‘tolol’

Umum menyebutnya ‘gila’

Bagaimana tidak,

Tiap suara yang keluar dari mulutnya adalah nama kekasihnya

Dia mudah berurai air mata

Hanya karena lalat mendarat di rambut kekasihnya


Izinkan aku mengajukan proposal cintaku

Tak sama dengan cinta mereka

Cintaku cinta modern

Dimana kejujuran dan verifikasi menjadi pilar

Rendah hati fondasi, kesetaraan temboknya,

Payungnya kebersamaan


Kau tahu aku takut mati

Aku ingin menemanimu hingga tua

Aku tahu kamu tahu asalnya


Terinspirasi dari percintaan klasik para sufi. Terima kasih pada Rabi’ah, Al- Hallaj, Nizami, dan Helen.

Jakarta, 20 Mei 2008

Comments

Popular posts from this blog

Gembrot Informasi*

Oleh: Imam Shofwan Apa Yang Bisa Diharapkan Dari Perusahan Media Ini? Jelang akhir tahun lalu seorang kawan wartawan Tempo TV mengeluh pada saya. Dia dan seorang kolega kerjanya baru saja dimintai foto kopi KTP. Untuk apa? Untuk mendukung pencalonan Faisal Basri jadi Gubernur Jakarta. Ini bukan hal baru di Kelompok Tempo dengan figur utama Goenawan Mohamad dan Fikri Jufri yang behubungan dekat dengan mantan menteri keuangan Sri Mulyani dan mendorong Sri Mulyani untuk jadi kandidat RI 1. Apakah mereka akan memberitakan orang yang didukung dengan kritis? Kabar serupa juga melanda kantor kelompok MNC. Karyawan MNC dibagi surat pernyataan jadi anggota Partai Nasdem. Metro TV jauh sebelumnya digunakan Surya Paloh untuk kampanye politiknya. Media milik ketua umum Golkar Aburizal Bakrie, seperti: Suara Karya, Surabaya Post, TV One, ANTeve, VIVANews memobilisasi semua media yang berafiliasi padanya, untuk mendukung karir politiknya di Golkar dan membersihkan dirinya dari kasus Lapin...

Brigade Dokter Kuba

Oleh Imam Shofwan Dari Kuba mereka memberi cinta dan cara bertahan hidup dalam suasana darurat LOUIS Chaviano baru tiga hari berada di rumahnya, di Ave 38 Y Final, Sanatorio Pabellion, Cienfuegos, Kuba. Chaviano sedang melepas kangen pada istri dan anaknya, Liliana Chaviano setelah selama enam bulan berada di Khasmir, Pakistan, bersama rekan-rekannya. Di sana, mereka membantu korban gempa. Sore itu, di paro akhir Mei 2006, ia hanya duduk-duduk saja menonton acara televisi. Tapi sebuah siaran berita menggugah nuraninya. Lagi-lagi soal gempa, dan kali ini diberitakan melanda Yogyakarta. Indera Chaviano menangkap bagian-bagian mengerikan: ribuan orang meninggal dunia dan puluhan ribu orang lainnya luka-luka. Chaviano merasa dirinya harus segera terbang ke Yogyakarta. Namun dia tidak sampai hati untuk menyampaikan perasaannya itu kepada anggota keluarganya. Dia khawatir merusak suasana kebersamaan mereka. Sampai malam, Chaviano berusaha untuk menutupi kegelisahannya. Seseorang dari Departe...

Ada al-Hallaj di Balik Dhani Ahmad

Oleh Mujtaba Hamdi dan Imam Shofwan Berbagai tudingan penghinaan agama menggempur Dhani Ahmad dan Dewa. Dhani tak memungkiri, inspirasi lirik-liriknya bermula dari wacana agama. Dhani bahkan menyukai tokoh-tokoh sufi kontroversial. HARI masih pagi. Cuaca belum begitu panas. Tapi kabar panas sudah muncul di acara infotainment televisi swasta itu. Kamera menyorot tajam segurat wajah yang berucap dengan tegas, “Beberapa lirik dan gambar yang dipakai Dewa dalam kasetnya diambil dari syair aliran sesat di Timur Tengah.” Di layar, tampak subtitle Pertahanan Ideologi Syariat Islam (Perisai). Sepertinya tidak main-main. Ridwan Saidi, sosok yang mewakili kelompok bernama Perisai tersebut, hari itu tengah melaporkan grup band Dewa ke Kejaksaan Agung. Ridwan seorang budayawan dan tokoh Betawi. Ridwan juga suka politik. Di masa Orde Baru, Ridwan sempat menclok di Partai Persatuan Pembangunan (PPP), lalu pindah ke Golongan Karya (Golkar), kemudian mendirikan Masyumi Baru. Di Era Reformasi, sa...