Ada Pelaku Pamer Senjata Api
Manado, MS
Aksi penganiayaan tiga wartawan asal Sulut di kawasan parkir
CornerCafe, Kamis (25/10) pekan lalu ditengarai melibatkan oknum petugaspolisi.
Dari penelusuran Media Sulut, satu diantara belasan pelaku
pengeroyokan dinihari itu sempat mengeluarkan senjata api.
"Ada satupelaku yang cabut pistol," aku Bryan Sondakh, wartawan media
online Sulut yang ikut jadi korban. "Pelaku memukul kepala saya dengan
gagangpistol itu," timpal Bryan.
Akibat pukulan dengan gagang senjata api itu, Bryan terkapar
denganluka sobek di bagian ubun-ubun kepala.Tak sampai disitu, Bryan lantas
diinjak-injak beberapa pelaku lainnya
hingga pingsan bersimbah darah.
Dua rekan Bryan masing-masing wartawan media cetak lokal Sulut masing-masing
Risky Pogaga dan Hendra Lumanauw bahkan lebih parah.
Risky, wartawan biro Minahasa Utara (Minut)harian Media Sulut
kinidirawat intensif di Rumah Sakit Siloam, Manado. Pukulan bertubi-tubiyang
diterima mengakibatkan luka dan memar di sekujur tubuhnya. Riskymengalami patah
tulang hidung, dan pendarahan otak akibat penganiayaantersebut. "Kiky
(sapaan Risky, red) sempat pingsan hampir 10 jam," aku Stevy Sengke, istri
tercinta yang setia menunggui Risky yang hingga kini masih terus dirawat
intensif.
Sementara Hendra Lumanauw, wartawan biro Minut harian Koran
Manadosempat dirawat di RSUP Prof Kandou Malalayang. Sama halnya denganRisky,
Hendra juga mengalami luka dan memar di sekujur tubuh, serta luka sobek di
bagian kepala.
Akar persoalan yang berujung aksi pengeroyokan tersebut diawali
aksi salah satu pelaku yang mendatangi ketiga korban yang tengah menghabiskan
waktu bersama di Corner Club. "Hey, kamu yang bajingan?" kata oknum
yang belum diketahui identitasnya itu sebagaimana dituturkan Risky. Ia juga
menarik kerah baju Risky. Merasa tidak melakukan kesalahan, Risky lantas
mendorong pria tersebut.
Perselisihan itu langsung diamankan petugas keamanan Corner
Club. Namun ternyata, para pelaku tak berhenti sampai disitu. Saat hendak pulang,
ketiga wartawan itu dibuntuti. Ketika tiba di parkiran, para pelaku tanpa
tendeng aling-aling langsung menghujami ketiganya dengan pukulan dan tendangan
bertubi-tubi.
Joppy Pogaga, ayah Risky telah melaporkan peristiwa penganiayaan
tersebut ke Mapolresta Manado. "Kami keluarga meminta agar pihak kepolisian
secepatnya menangkap para pelaku penganiayaan," tutur Joppy. Namun hingga
kini, identitas para pelaku yang menurut penuturan sejumlah saksi mata sekitar
10 hingga 12 orang itu, belum satupun berhasil teridentifikasi.
Aksi kekerasan yang dialami dua pekerja pers Sulut itu memicu
reaksi keras dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Manado. Ketua AJI Manado, Yoseph
Ikanubun secara terpisah mengutuk aksi penganiayaan tersebut.
Ia meminta agar aparat hukum secepatnya mengungkap dan menangkap
para pelaku penganiayaan. "Kami minta agar kasus ini diusut tuntas. Para pelaku
harus ditindak tegas sesuai hukum," lugas Yoseph
.
Menurut redaktur harian Metro itu, AJI Manado juga siap
mengadvokasi kedua wartawan korban penganiayaan tersebut untuk mendapatkan keadilan.
"AJI Manado pasti akan mengawal proses penanganan kasus ini,"
tandasnya.
Kapolresta Manado melalui Wakapolresta AKBP Anis Viktor
Brugman SIK saat dikonfirmasi membenarkan adanya tindakan
penganiayaan terhadap dua oknum wartawan tersebut. "Sudah ada laporannya.
Yang pasti akan kita tindak-lanjuti," papar Anis.
Motif Diduga Terkait Pemberitaan
Penganiayaan yang dialami ketiga wartawan tersebut memicu reaksi
kecaman dari kalangan pekerja pers Sulut. "Harus diselidiki, jangan sampai
aksi kekerasan ini motifnya karena pemberitaan," tegas Yoppie Worek,
wartawan senior Sulut.
Pemimpin Redaksi harian Media Sulut, Rio Rumagit sendiri meminta
agar pihak kepolisian mengungkap kasus kekerasan tersebut secara transparan dan
profesional. "Hukum harus ditegakkan tanpa pandang bulu. Jika memang ada
aparat yang ikut terlibat, harus ditindak. Para pelaku harus
mempertanggung-jawabkan perbuatannya di depan hukum," paparnya.
"Kami percaya kasus ini akan diusut tuntas pihak
kepolisian. Sebab setahu kami, Pak Kapolda (Sulut) sangat menghargai pers dan independensinya,"
timpal Rio.
Perihal dugaan keterkaitan aksi kekerasan tersebut dengan
pemberitaan, Rio mengaku tak mau berandai-andai. "Biar proses hukum yang
menjawab. Kita percayakan saja ke pihak kepolisian untuk mengungkap
motifnya," pungkas Rio. (tim ms)
Comments